TENTANG KAMI




STRUKTUR ORGANISASI RT 02 RW 04  PULO WONOKROMO WETAN KELURAHAN JAGIR KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA





TENTANG KAMPUNGKU “ PULO WONOKROMO WETAN “
Riwayat Wonokromo
Meskipun legenda tidak dapat di masukkan dalam tulisan sejarah karena tidak memiliki bukti-bukti atau fakta-fakta yang dapat di pertanggungjawabkan ( sejarah semu ) , namun legenda yang menceritakan asal usul suatu kampung ini banyak beredar di lingkungan masyarakat kampung, bahkan kadang-kadang menjadi kebanggaan dari warga kampung setempat.
Nah begitu juga asal muasal berdirinya kampung Pulo Wonokromo yang di awali dengan salah satu legenda Joko Jumput  = Sayembara yang diadakan oleh Kusumaning Ayu Purbawati putri dari Adipati  Jayengrono II. Di mana dalam  Babad  Surabaya diceritakan bahwa ada dua orang pemuda yang ingin meminang Purbawati. Yang pertama adalah putra Adipati  Sampang yaitu Raden Situbondo. Tubuhnya memang cacat tetapi jangan ditanya soal kesaktian, Raden  Situbondo ini kesaktianya luar biasa. Yang kedua yang ingin meminang adalah Putra Adipati Kediri Raden Joko Truno. Dilamar dua pemuda putra bupati membuat sulit membuat keputusan akhirnya Purbati berkonsultasi dengan ayahnya lantas ia mengadakan sayembara. Mengingat wilayah kadipaten Surabaya yang masih sempit dan dikelilingi hutan belantara pada waktu itu, maka bagi siapa saja yang mampu mbabat alas sebanyak – banyaknya untuk diajadikan pemukiman penduduk dialah yang akan dijadikan suami oleh Dewi Purbawati. Untuk Raden Situbondo hal ini bukanlah hal yang sulit mengingat akan kesaktiannya. Dengan mudah ia membabat alas Surabaya. Meskipun begitu wilayah hutan disekitar kadipaten Surabaya terkenal sangat menyeramkan pada waktu itu. Tidak hanya binatang buas akan tetapi hutan Surabaya juga terkenal sebagai tempat jin buang anak.
Cerita persaingan cinta segitiga antara Pangeran Situbondo putra Adipati Cakraningrat dari Sampang dengan Pangeran Joko Truno putra dari Adipati Kediri untuk dapat mempersunting Raden  Kusumaning Ayu Purbawati, selanjutnya bermula dari kesanggupan Raden Situbondo untuk membuka hutan ( mbabad alas ) agar dapat didirikan pemukiman di Surabaya sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah kampung Wonokromo dan Wonocolo.  Namun dikisahkan bahwa ketika kedua pangeran itu bertemu disatu tempat terakhir,  Pangeran Kediri lah yang menang dengan bantuan Joko Jumput. Kemudian pangeran Kediri menghadap kepada Adipati Jayengrono bahwa dia telah berhasil babat alas di Surabaya. Namun sebelum diberikan keputusan oleh Adipati Jayengrono, Joko Jumput mendengar kabar sayembara tersebut dan kemudian mengatakan yang sebenarnya kepada Adipati. Bahwa semua itu karena bantuan darinya, hingga akhirnya pangeran Kediri dikutuk mejadi sebuah arca. Akhirnya Joko Jumput menikah dengan  Putri Purbowati . Untuk mempersiapkan pesta perkawinannya di lakukan upacara sederhana sambil membuka hutan-hutan, dan hutan yang terakhir yaitu Wonokromo artinya Hutan Perkawinan.
(Sumber :Surabaya Post , Juni 1983-Legenda Kampung Surabaya , globalnusantara.net/sosok-mbah-joko-jumput-sebagai-peletak-pemerintahan-di-surabaya)

Pepohonan yang rimbun serta jalan yang lurus di Kampung Wonokromo 1900
 

Kampungku RT 02


GAPURA PULO WONOKROMO WETAN




JALAN MASUK GANG I



JALAN MASUK GANG II


            Kampung Pulo Wonokromo Wetan adalah sebuah kampung di Surabaya Selatan , tepatnya di salah satu Kelurahan Jagir Kecamatan Wonokromo Kodya Surabaya Propinsi Jawa Timur. Kampung Rukun Tetangga / RT 02 seluas 94 x 52 = 4.888 M2, sebelah utaranya adalah Jalan Jagir Wonokromo / Pintu air Rolak Kali Jagir, sebelah selatannya Jalan Ubi , sebelah baratnya adalah Stasiun Kereta Api Wonokromo, dan sebelah timurnya kantor Pertamina Surabaya. Penduduk warga RT 02 terdiri atas 52 KK, dengan perincian 103 jiwa laki2 , 111 jiwa perempuan, dan terdiri atas 35 anak2 usia 01-10 tahun dan 43 remaja usia 10-20 tahun.
Per 01 Januari 2017 menurut data kami, RT 02 di huni oleh 292 jiwa, yang terbagi dalam 52 KK, jumlah laki-laki dewasa  103 jiwa, perempuan dewasa  111 jiwa, usia 1-10 tahun 35 jiwa anak, usia remaja 10-20 tahun 43 jiwa remaja.
Pada 10 tahun yang lalu kampung ini tidak ubahnya seperti kampung-kampung yang lain yang tidak terawat, kotor, becek, padat dan terkesan kumuh, namun semnejak 5 tahun yang lalu berkat bimbingan dan pendampingan beberapa lembaga social, sedikit demi sedikit kesadaran masyarakatanya mulai bangkit, apalagi dengan bantuan dan bimbingan dari CSR Pertamina Surabaya, kampung ini menggeliat menjadi naga kecil yang menghasilkan inovasi-inovasi baru. Beberapainovasi diantaranya :
-          Pembuatan Biogas sebagai sumber daya alam yang terbarukan
-          Pembuatan IPAL ( Instalasi Pengelolaan Air Limbah )
-          Pembuatan Hidroponik ( mengatasi lahan terbatas )
-          Pembuatan Vertical Garden ( mengatasai lahan terbatas )
-          Pembuatan Biopori ( mengatasi banjir dan penyimpanan air tanah )
-          Budidaya Belut
-          Budidaya Bekicot
-          Tanaman Toga ( Tanaman Obat Keluarga )
-          Rumah Jamur
-          Pembentukan Bank Sampah
-          Penggunaan mesin pencacah sampah
-          Pembuatan tabung komposter
-          Pemanfaatan lahan-lahan produktip oleh warga
-          Daur ulang sampah
-          UKM : jamu tradisional kunir/sinom/temulawak, minuman kesehatan kunir asem/sinom, cincau, manisan crème dan pembuatan label merk baju , dan lain-lain
-          Pemberdayaan Lansia : senam lansia, pengajian lansia, pengobatan lansia dan lain-lain

Tak heran bila kampung ini menyabet beberapa penghargaan . Beberapa  prestasi yang pernah di raih  adalah;
1.      Juara Kampung Terinovatif se Surabaya Tahun 2013 kategori Pemula
2.      Juara Kampung Terinovatif se Surabaya Tahun 2014 kategori Berkembang
3.      Juara Kampung Terinovatif se Surabaya Tahun 2015 kategori Maju
4.      Juara Kampung Terinovatif se Surabaya Tahun 2016 kategori Maju


Seiring dengan beberapa prestasi yang di raih, seperti pepatah” ada gula ada semut”, kampung ini telah menarik minat baik lembaga atau perorangan untung berkunjuung ke kampung kami, tak ketinggalan pula Walikota Surabaya Ibu Tri Rismaharini berkunjung juga untuk menandatangani prasasti sebagai kampung terinovatif di Surabaya.
Beberapa tamu yang pernah hadir juga adalah :
-          Tanggal  09 Oktober 2013    dari Pertamina Palembang sebanyak 15 orang
                                            untuk studi banding.
-          Tanggal 03 September 2014 dari ITATS Surabaya sebanyak 30 orang
                                            untuk Kuliah Kerja Nyata ( KKN ).
-          Tanggal 15 September 2015 dari UNAIR sebanyak 3 orang untuk pelatihan sampah.
-          Tanggal 17 September 2015 dari Kota Mojokerto sebanyak 40 orang untuk pelatihan                                                            sampah rumah tangga.
-          Tanggal 11 Oktober 2015     dari Ibu Tri Rismaharini untuk penandatangan prasasti .
-          Tanggal 04 April 2016          dari KLH Kota Mojokerto sebanyak 40 orang untuk studi banding.
-          Tanggal 14 april 2016           dari Ibu Rosida Jemursari sebanyak 3 orang
                                            untuk pelatihan daur ulang.
-          Tanggal 25 November 2016  dari RW 02 Jagalan Mojokerto sebanyak 7 orang
                                            untuk studi banding.
Nah dengan kedatangan tamu tersebut secara tidak langsung akan menambah serta menaikkan perekonomian warga , juga memperpanjang umur warga berkat terjalinnya silaturrachim.




TANTANGAN KAMPUNGKU 
 
            Mempertahankan lebih sulit daripada meraih, hal inilah yang menjadi tugas berat warga RT 02 RW 04 ke depannya, dimana masih banyak pekerjaan rumah dan kekurangan di sana sini yang harus segera di pecahkan bersama beberapa diantaranya :
-          Perawatan tanam tanaman harus terus menerus
-          Pembuatan Vertical Garden lebih banyak lagi di lahan terbatas
-          Pembuatan bak air permanen di dalam tanah sebagai penahan air / cadangan air di musim  kemarau selain untuk mengatasi banjir
-          Pembinaan terhadap generasi muda / karang taruna supaya berwawasan lingkungan
-          Pembibitan tanaman baru
-          Pengolahan Bank Sampah yang lebih profesional
-          Pemanfaatan tehnologi tepat guna yang ramah lingkungan, misal : biogas dari sampah, pemanfaatan air limbah rumah tangga dari IPAL untuk menyiram tanaman dan lain-lain.

Nah beberapa tugas  berat ini akan terasa ringan kalau kita kerjakan bersama-sama, di sini para kader lingkungan sebagai motor penggerak perubahan selalu di tuntut untuk berinovasi dan tak bosan-bosannya, memotivasi warga untuk selalu peduli terhadap lingkungan di sekitarnya, sehingga lambat laun akan terbentuk pola hidup dan gaya hidup yang pro terhadap alam ( back to nature ), dan sehingga bermanfaat buat lingkungan yang lebih besar / global.
Aamiin ya rabbal alamin.


STRUKTUR  ORGANISASI KELEMBAGAAN
 RT 02 RW 04 PULO WONOKROMO WETAN


 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.